Novel - Stephenie Meyer – New Moon
berlari, berlari terus sampai paru-parumu pecah, tapi kau
tak sanggup memacu tubuhmu untuk
bergerak cukup cepat. Kakiku rasanya makin lama makin lambat
sementara aku berjuang menembus
kerumunan orang yang tidak memiliki perasaan, tapi jarum di
menara jam tak juga melambat. Tak
peduli dan tanpa belas kasihan, jarum jam itu terus bergerak
menuju akhir—akhir segalanya.
Menurut Alice tadi, besar
kemungkinan kami bakal mati di sini. Mungkin hasil akhirnya akan
lain bila ia tidak terperangkap cahaya matahari yang
menyilaukan; hanya akulah yang bisa berlari
melintasi lapangan terbuka yang terang benderang dan padat
ini.
Tapi aku tidak bisa berlari cukup
cepat.
Jadi tak ada artinya bagiku, kami
dikelilingi musuh-musuh kami yang luar biasa berbahaya. Saat jam mulai berdentang, bergetar di bawah
sol sepatuku yang terasa berat, tahulah aku bahwa aku terlambat – dan aku
senang sesuatu yang haus darah menungguku di sayap bangunan. Karena bila aku
gagal dalam misiku ini, aku tidak lagi memiliki keinginan untuk hidup.
Jam kembali berdentang, dan
matahari memancarkan cahayanya yang terik tepat dari titik di tengah langit.
0 Response to "Novel - Stephenie Meyer – New Moon"
Post a Comment